Wednesday, October 19, 2011

Analisis Novel


ANALISIS NOVEL




Judul                           : Sebelas Patriot
Nama pengarang         : Andrea Hirata









A.  Analisis Unsur Intrinsik
1.    Alur dan Latar
No.
Alur
Latar
Deskripsi
1
Pengenalan

Suasana : tegang
Lalu aku ditatapnya dengan tajam.
“Nama!”
“Ikal, Pelatih Toharun!”
“Mau main menjadi apa, Boi?”
“Sayap kiri, Pelatih Toharun.”
“Bisa menendang dengan kaki kiri?”
“Insya Allah, Pelatih Toharun.”
(hlm.40)
2
Pengembangan

Suasana : bahagia
Dalam pada itu, Ayah senang tak kepalang mengetahui aku telah berhasil menjadi pemain sepak bola junior Provinsi Sumatra Selatan. Aku merasa bangga, bukan hanya karena lolos seleksi, tapi cara Ayah memandangku mengisyaratkan bahwa aku telah melanjutkan sesuatu yang tak dapat dilanjutkannya dulu. Perasaan itu berarti lebih dari segala-galanya bagiku. (hlm. 55-56)
3
Konflik

Tempat : di dalam sebuah ruangan

Suasana : tegang
Hari pengumuman yang ditunggu-tunggu itu tiba. Ratusan anak dikumpulkan di dalam sebuah ruangan. Nama yang terpilih dipanggil satu per satu. Setiap ada nama yang mirip dengan namaku dipanggil, tubuhku gemetar. Namun sampai jumlah pemain yang diperlukan terpenuhi, aku tak mendengar namaku. (hlm.58)
4
Klimaks

Suasana : sedih
Pada kesempatan usia terakhir untuk pemain junior, aku mengikuti seleksi lagi dan gagal lagi. Pemain-pemain muda lain semakin hebat dan semakin banyak. Tak tampak sedikit pun celah untuk menyalip mereka. Saat itu kusadari bahwa jika aku memang ingin berkarier sepak bola melalui jalur pemain junior PSSI, maka karierku sudah balik kanan bubar jalan, it’s over, finito, wassalam. (hlm.61)
5
Resolusi


Namun, Kawan, menilik keadaanku sekarang, dimana anggota tubuhku telah berkembang semaunya sendiri menyalahi prinsip-prinsip six packs, aku takkan menyalahkanmu, jika¾kau katakan dengan brutal atau sekedar kau sembunyikan dalam hatimu saja¾ bahwa aku membual soal hampir menjadi pemain PSSI itu.
Biarlah, biarlah, sebab selebihnya, aku dan ayahku semakin setia pada PSSI. Silakan kau atau siapa saja, berkata apa. Silakan orang ngomel-ngomel melihat PSSI kalah, cinta kami tetap pada PSSI. (hlm.63-64)

2.    Penokohan
No.
Nama
Watak
Deskripsi
1
Ikal (aku)
- Mudah penasaran
- Suka bertanya-tanya (memiliki rasa ingin tahu yang tinggi)
- Ambisius
- Bersungguh-sungguh
- Gigih dalam menggapai impian
- Tidak mudah putus asa
- Cinta tanah air
Aku curiga, mungkinkah foto inilah yang membuat Ibu melarangku bermain-main dengan album ini? Sebab, ketika memergokiku kemarin, foto itu yang sedang kupandang-pandang. (hlm.8)
Aku ingin sekali tahu kisah dibalik foto itu. (hlm.26)
Jika berpergian bersamanya, mulutku berkicau-kicau dan bertanya-tanya ini-itu, Ayah hanya diam atau tersenyum. (hlm.9)
Demi mengetahui kisah dari pemburu tua tentang ayah, aku makin gemar sepak bola dan tak ada hal lain dalam kepalaku selain ingin menjadi pemain PSSI! Untuk menggantikan posisi Ayah yang telah dirampas Belanda. Aku harus menjadi pemain PSSI! Apapun yang terjadi. (hlm.38)
Aku bahkan berlatih sendiri diluar jadwal Pelatih Toharun. Usai shalat Subuh, aku berlari keliling kampung. (hlm.42)
Lama kutatap, tiba-tiba aku merasa menjadi anak tak berguna jika tahu ada kaos bertanda tangan asli Figo disitu dan aku berlalu tanpa berusaha mendapatkannya demi paman-pamanku¾sang libero dan pemain sayap kanan¾demi Pelatih Amin, demi keseluruhan cinta kami pada sepak bola, dan terutama demi ayahku. (hlm.74)
Ketika Real Madrid berhasil mencetak gol, puluhan ribu penonton berteriak, “Real! Real!” Aku berteriak, “Indonesia! Indonesia!” Adriana berkali-kali menatapku, mungkin takjub melihat bagaimana seseorang yang berasal dari sebuah pulau terpencil di negeri antah berantah bisa berada di tengah ingarbingar Santiago Bernabéu. (hlm.99)
2
Ayah
-Sederhana
-Pendiam
-Penuh kasih sayang
-Tak banyak tingkah
-Pemberani

Maka Ayah, seperti semua orang Melayu itu, hanyalah unsur sederhana dalam kronologi zaman, dan Ayah adalah inti dari kesederhanaan itu karena sikapnya yang sangat pendiam, tak pernah menuntut apa pun dari siapa pun, merasa tak perlu membuktikan apa pun pada siapa pun, selain kasih sayang untuk keluarga, tak banyak tingkah. (hlm.3-4)
Seiring usia aku semakin dekat dengan Ayah, dan Ayah tetaplah Ayah yang pendiam. (hlm.9)
Dia menolak bergabung dengan tim penjajah kaumnya. Dengan membangkang, dia merasa telah membela abang-abangnya, membela bangsanya. Itu sesungguhnya tindakan berani mati yang tak terbayangkan akibatnya. (hlm.23)
3
Pelatih Toharun
- Berwibawa
- Sedikit kejam
- Cerewet
Jika berada di lapanangan sepak bola, wibawa yang terpancar darinya sangat berbeda dari keadaannya sehari-hari sebagai tukang gulung dinamo. (hlm.39)
Pelatih Toharun mendadar tim junior tanpa ampun sampai kami muntah-muntah. (hlm.41)
Pada para defender, Pelatih Toharun sedikit kejam, yaitu mereka disuruh membayangkan diri mereka sebagai buah nangka. (hal.45)
Sebelum pertandingan, kami selalu dimarahinya habis-habisan. Mulutnya cerewet mengingatkan posisi dan tugas kami masing-masing dilapangan. Diancamnya kami dengan pedas agar kami jangan sekali-kali kalah. (hlm.46-47)
4
Adriana
- Ramah
- Murah senyum
- Baik
- Pengertian
“Holá, buenas tardes...,” sapanya. (hlm.72)
Dia memandangku lama. Kelereng biru berawan-awan, lalu dia tersenyum. (hlm.74)
Dia tersenyum. Senyumnya riang. (hlm.85)
Dia tersenyum lebar. Dia tampak senang melihatku melonjak-lonjak (hlm.85)
“Tak tahu mengapa, tapi aku tahu kau pasti datang kembali. Kaos ini kusimpan untukmu.” (hlm.85)
“Mengapa kau yakin aku akan kembali untuk kaos Figo itu?” tanyaku.
Adrian seperti mau menertawakan dirinya sendiri.
“Karena aku tahu rasanya menjadi penggila bola. Aku tahu kau pasti kembali.” (hlm.88-89)
5
Margarhita Vargas
- Tegas
- Kaku
- Baik
Margarhita Vargas berbadan tegap dan tampak sangat fit. Umurnya mungkin 45 tahun dan segala hal tentang dirinya adalah kaku. Rok panjangnya berbahan tebal yang kaku. Kemejanya yang jelas kemeja laki-laki itu kaku. Kerah kemeja itu kaku. Bingkai kacamatanya kaku. Rambutnya yang disemir hitam itu kaku. (hal.80)
“Segeralah ke Madrid,” katanya. Sebelumnya telah kuceritakan padanya soal kaos Figo itu. Disalaminya aku dengan erat. Sebersit tampak kesedihan. Mungkin dia mulai suka aku bekerja sebagai pembantunya.
“Kalau kurang beruntung disana, kembali lagi ke sini.”
“Terima kasih, Nyonya Vargas.” (hlm.83)



3.    Sudut Pandang
Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama.

4.    Tema
Tema dalam Novel Sebelas Patriot ini adalah berkisar seputar sepak bola. Dimana seorang anak mencintai dunia sepak bola, karena terinspirasi oleh ayahnya yang dulu menjadi pemain sayap kiri yang berbakat alam luar biasa saat penjajahan Belanda.

5.    Amanat
ü Cinta sepak bola, adalah cinta buta yang paling menyenangkan.
ü Begitu besar cinta, begitu singkat waktu, begitu besar kecewa, lalu tak ada hal selain menunggu pertandingan berikutnya, lalu bergembira lagi. Sepak bola adalah satu-satunya cinta yang tak bersyarat di dunia ini.
ü Jika ada hal lain yang sangat menakjubkan di dunia ini selain cinta, adalah sepak bola.
ü Prestasi tertinggi seseorang, medali emasnya, adalah jiwa besarnya.
ü Menjadi penggila bola berarti menjadi bagian dari keajaiban peradaban manusia.

B.   Analisis Unsur Ekstrinsik
Andrea Hirata, menghadirkan Sebelas Patriot sebagai novel ketujuhnya dalam bahasa Indonesia. Sebelas Parriot adalah kisah yang menggetarkan dan sangat inspiratif tentang cinta seorang anak, pengorbanan seorang Ayah, makna menjadi orang Indonesia, dan kegigihan menggapai mimpi-mimpi.
Novel Sebelas Patriot adalah karya yang unik karena untuk mendapatkan seluruh impresi secara utuh dari karya ini mesti pula mendengarkan tiga buah lagu yang lirik dan aransemen musiknya diciptakan oleh Andrea Hirata. Lagu-lagu tersebut berjudul “PSSI Aku Datang”, “Sebelas Patriot”, dan “Sorak Indonesia”.
Lagu-lagu itu adalah lagu rakyat yang didesain untuk dinyanyikan bersama-sama, lagu tentang semangat, lagu untuk para suporter, demi meletupkan gelora cinta pada Indonesia, demi mendukung PSSI dan tim olahraga Indonesia saat bertarung.
Andrea Hirata mengajak seluruh rakyat Indonesia pecinta PSSI untuk menyebut diri mereka sebagai Patriot PSSI.
Cinta PSSI, Cinta Indonesia, salam Patriot PSSI.


C.   Resensi

Menggapai Mimpi

Judul                         : Sebelas Patriot
Pengarang                 : Andrea Hirata
Penerbit                     : Bentang Pustaka
Tahun                        : Cetakan Pertama, Juni 2011
Jumlah Halaman       : 180 halaman

Novel karya Andrea Hirata dengan tebal 180 halaman ini berisi sebuah kisah  yang menggetarkan dan sangat inspiratif tentang cinta seorang anak, pengorbanan seorang ayah, makna menjadi orang Indonesia, dan kegigihan menggapai mimpi-mimpi.
Andrea Hirata, novelis Indonesia paling fenomenal. Untuk menulis buku ini Andrea Hirata hanya menghabiskan waktu tiga minggu karena dia hanya menggunakan waktu untuk menulis 10 persen dan 90 persen riset, tidak seperti halnya penulis yang lain lebih banyak untuk menulis.
Dalam novel ini penulis menggunakan alur campuran, namun dominan menggunakan alur maju. Walaupun demikian, dapat membawa para pembacanya menelusuri cerita demi cerita. Cara pengarang menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerita berlainan dengan pengarang lain. Pengarang lebih menggambarkan tokoh-tokoh yang inspiratif. Tokoh utama dalam novel ini adalah Ikal yang sangat mencintai ayahnya, dan berambisi menjadi pemain PSSI, karena terinspirasi oleh ayahnya pada zaman Belanda di Belitong yang menjadi seorang pemain bola.
Gaya bahasa yang digunakan pengarang sudah berhasil membius pembaca untuk mencinta negara dan PSSI. Gaya penulisan seperti dalam novel terbaru ini didapatnya setelah belajar sastra di Universitas Iowa, Amerika Serikat, dari Juli hingga November 2010.
Kisah dalam Sebelas Patriot masih berkutat tentang Belitong, fragmen “Laskar Pelangi”, cita-cita Ikal kecil menjadi pemain sepak bola dan bermain untuk tim nasional, terutama sejak Ikal tahu jika sang ayah ternyata pernah menjadi pemain sepak bola zaman Belanda, dan pernah menang melawan tim ambtenaar. Sayang cita-cita Ikal kandas pada tahap seleksi tingkat nasional.
Cerita pun berlanjut ke fragmen “Edensor”, Ikal yang menuntut ilmu di Eropa melihat buat perempuan yang suka bola. Disini Andrea mengajak dan menggugah nasionalisme kita.
Novel ini banyak mengandung amanat yang sangat bermanfaat bagi pembacanya. Dimana Andrea mengajarkan kita untuk lebih mencintai negara dan PSSI, serta meningkatkan rasa patriotisme.
Hal yang menarik dari cerita ini adalah tokoh utama yang sangat gigih dan tak mudah putus asa. Seperti saat dia ingin membelikan kaos ayahnya yang bertuliskan Figo beserta tanda tangannya, ditoko resmi cendera mata Real Madrid. Namun jika dibandingkan dengan novel karyaya yang lain, novel Sebelas Patriot ini sebenarnya terlalu tipis, hanya 108 halaman saja, padahal masih banyak bagian yang bisa di explore.
Meskipun demikian saya merekomendasikan teman-teman untuk membaca novel yang penuh inspirasi ini. Novel ini akan menambah rasa cinta kita kepada orang tua dan sepak bola, terutama PSSI. Hidup PSSI !

No comments:

Post a Comment